Kamis, 03 Desember 2015

Kerangka Karangan

Pengertian Kerangka Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Didalam membuat suat karangan tentunya sangat diperlukan penyusunan kerangka karangan agar karangan dapat lebih mudah dibuat dan dikembangkan.
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebutoutlinefinal.

Manfaat Kerangka Karangan
a.Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.Untuk menyusun karangan secara teratur.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan           menuju ke satu klimaks tertentu.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu

Penyusunan Kerangka Karangan
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.

1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :

a.Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.

Contohnya :
1.Topik (riwayat hidup seorang penulis)
2.asal usul penulis
3.pendidikan si penulis
4.kondisi kehidupan penulis
5.keinginan penulis
6.karir penulis

b.Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .

Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra

c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :

a.Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.

Contoh : Topik (turunnya Suharto)
1. Keresahan masyarakat
2.Merajalela nya praktek KKN
3.Keresahan masyarakat
4.Kerusuhan social
5.Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal

Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.

Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
1.Tingginya harga bahan pangan
2.Penyebab krisis moneter
3.Dampak terjadi krisis moneter
4.Solusi pemecahan masalah krisis moneter

c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
1. Apa itu virusH1N1
2. Bahaya virus H1N1
3. Cara penanggulangannya

d.Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

Contoh : Topik (pengaruh internet)
· Para pangguna internet
1 Anak–anak
2 Remaja
3 Dewasa
· Manfaat internet
1 Media informasi
2 Bisnis
4 Jaringan social
5 Dan lain–lain

e. Familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

f.  Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
Macam Kerangka Karangan

Menurut Kutanto, macam-macam karangan ada lima yaitu Narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Berikut penjelasan dari masing-masing karangan tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:

1. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun menurut  urutan  waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi :
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

2. Karangan Deskripsi 
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar  seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

3.  Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

4.  Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
a. Terdapat himbauan atau ajakan
b. Berusaha mempengaruhi pembaca

5.  Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itudiakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian
Sumber :


Tema Karangan

Pengertian Tema
tema adalah pandangan hidup yang tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar/gagasan utama dari suatu karya sastra.

Pembatasan Topik
Pembatasan sebuah topik

Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.

Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:

1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

Pembatasan Topik/maksud
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah pembatasan topik. Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis atau pengarang dalam berbagai hal berikut ini :
1. Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
2. Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :
1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.

Menentukan Maksud
Pembatasan topik belum dengan sendirinya membatasi pula maksud pengarang atau penulis. Sebab itu penulis harus menetapkan pula maksud untuk menggarap topik tadi.
Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tadi.Seperti halnya dengan pembatasan topik,pembatasan maksud juga akan menentukan bahan mana yang diperlukan,serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan karangan itu.

Tesis dan Pengungkapan Maksud
Untuk keperluan penyusunan sebuah kerangka karangan,diperlukan perumusan tema yang berbentuk kalimat. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan disebut tesis. Perumusan singkat ini yang tidak menekankan tema dasarnya disebut pengungkapan maksud.
a.  Tesis
fungsi tesis ini bagi sebuah karangan, adalah sama seperti kalimat topik atau kakimat utama bagi sebuah alenia.
b. Pengungkapan maksud
Dengan merumuskan sebuah pengungkapan maksud, maka gambaran dan ingatan kita kepada kejadian atau persoalan itu akan menjadi lebih hidup sehingga membangkitkan pula semangat kita sebagai penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih tepat.

Tema yang baik
Sebuah  tema hanya akan dinilai setinggi-tingginya bila telah dikembangkan secara jujur dan segar, digarap secara terperincih dan jelas, sehingga dapat menambah informasi yang berharga bagi perbendaharaan pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan dengan memenuhi hal-hal tersebut dapat disebut sebagai sebuah tema yang baik.
Syarat-syarat tema yang baik ;
a.    kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensil bagi sebuah tulisan yang baik.kejelasan dapat dilihat pertama-tama melalui gagasan sentralnya. Kedua kejelasan sebuah tema dapat pula dilihat melalui subordinasi atau perincian-perinciannya.
b.    kesatuan
Kesatuan dilihat semata-mata dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap karangan atau tema.
c.     perkembangan
Perkembangan yang kurang baik akan merusak tema dan mengaburkan topik dan tujuannya.
d.    keaslian
Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut,pertama dari pilihan pokok persoalannya,dari sudut pandangannya,pendekatannya,dari rangkaian kalimat-kalimatnya,dari pilihan kata,dsb.
1.    Sudut  pandangan
Sudut pandangan dalam hubungan ini adalah persoalan bagaimana sikap hidup seseorang sehari-hari.
2.    pendekatan
Suatu cara yang lebih kompleks untuk menjamin originalitas dalam pendekatan adalah mempergunakan analogi untuk menjelaskan sebuah tema.
3.    kalimat
Suatu pegangan yang baik adalah sejauh mungkin menghindari frasa atau gaya bahasa yang sering dibaca atau didengar.
e.     judul yang cocok
Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok pula dengan temanya.

Syarat-syarat judul yang baik ;
1.    judul harus relevan
2.    judul harus provokatif
3.    judul harus singkat

Sumber :

Minggu, 08 November 2015

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2

1.UCAPAN DAN EJAAN
Ucapan  adalah satu proses berkomunikasi antara seorang pengucap pendengar atau hadirin. Ucapan melibatkan penghantaran dalam bentuk lisan dan bukan lisan. Selain itu, pengucapan menandakan penampilan dan tingkah laku serta etika.Pengucapan yang baik mampu membolehkan perpindahan ide dan perasaan secara berkesan dari pada pengucap kepada pendengarnya.

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.

FUNGSI TANDA BACA BESERTA CONTOHNYA
Membuat variasi kalimat dari penggunaan tanda baca.

A.Titik (.) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan atau kalimat berita.
Contoh: Fitur utama bisnis adalah bahwa sesuatu itu harus dapat dijual atau menghasilkan uang.

B.Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: “Pemantapan struktur ekonomi masyarakat ke depan harus berbasis pada sumber daya unggulan daerah dengan dukungan infrastruktur ekonomi wilayah yang memadai, "kata Cagub incumbent Hj Ratu atut Chosiyah, di Serang, Jumat (7/10/2011).

C.Tanda titik koma (;) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.

D. Tanda titik dua (:) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti jaringan.
Contoh: Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi, Managemen, dan Ilmu Ekonomi.

E.Tanda hubung (-) Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan unsur-unsur kata ulang.    
Contoh: Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi.

F. Tanda tanya (?) Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh: Siapa menteri keuangan saat ini?

G. Tanda seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.  
Contoh: Jauhkan dia sekarang juga!

H. Tanda petik ganda (“…”) Tanda petik ganda mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”

I. Tanda garis miring (/) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: Jalan Kediri VI / 2

J. Tanda petik tunggal (’…’) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: “Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.

K. Tanda apostrof (’) Tanda apostrof digunakan untuk penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Tangkas bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD '45.

L. Tanda elipsis (…) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: “PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.

M. Tanda kurung (…) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan).

N. Tanda Tanda Kurung Siku ([…]) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada tulisan orang lain.
Contoh: Ibu men [y] apu halaman rumah sejak pagi.

2.KATA DAN PILIHAN KATA

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

1. Kata Baku
  a.Kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
  b.Dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertuliss dengan pengukapan gagasan secara cepat.

2.Kata Tidak Baku
  a.Kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan.
  b.Dalam bahasa sehari-hari, bahasa tutur.

NO   KATA BAKU           KATA TIDAK BAKU
1.        Aktif                                   Aktip
2.        Ambulans                           Ambulan
3.        Analisa                               Analisis
4.        Anggota                             Anggauta
5.        Antre                                  Antri
6.        Apotek                               Apotik
7.        Atlet                                   Atlit
8.        Berpikir                              Berfikir
9.        Frekuensi                           Frekwensi
10.      Hakikat                              Hakekat

Pilihan kata atau diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya

3.KALIMAT EFEKTIF
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.

KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu)

KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1.     Kalimat Majemuk Setara
2.     Kalimat Majemuk Rapatan
3.     Kalimat Majemuk Bertingkat
4.     Kalimat Majemuk Campuran


Referensi :
http://olivya-permata.blogspot.co.id/2010/03/pengertian-kalimat.html
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2013/02/kata-frasa-klausa-dan-diksi.html
http://taskactivity.tumblr.com/post/33630460690/fungsi-tanda-baca-beserta-contohnya
http://www.scribd.com/doc/39700766/DEFINISI-UCAPAN#scribd

Minggu, 11 Oktober 2015

Peranan & Fungsi bahasa, Ragam & Laras bahasa

Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki berbagai definisi. 

Aspek Bahasa
Dalam berdiskusi diperlukan bahasa yang lugas, jelas, dan
tepat sasaran. Penggunaan bahasa sangat penting bagi kehidupan
manusia karena manusia adalah makhluk sosial. Apakah arti dari
bahasa tersebut?
Bahasa dapat ditinjau dari tujuh aspek, yaitu:
1. Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa susunan
    kata-kata yang teratur dan jika kehilangan salah satu unsur
    akan merubah atau merancukan sebuah arti dalam kalimat.
2. Bahasa merupakan sistem tanda, artinya sudah ada kesepakatan
    atau konvensi bahwa sebuah bahasa dapat mewakili suatu hal
    atau peristiwa yang dipahami bersama dalam satu.
3. Bahasa merupakan sistem bunyi karena dasar dari bahasa
    adalah bunyi dan tulisan merupakan aspek atau alternatif
    kedua yang tidak kalah pentingnya.
4. Bahasa merupakan konvensi atau kesepakatan dari pengguna
    suatu bahasa.
5. Bahasa itu produktif, artinya bahasa intensitas penggunanya
    sangat tinggi dan vital.
6. Bahasa itu unik setiap bahasa mempunyi sistem yang berbeda
    dan beragam penamaan dan penggunaannya.
7. Bahasa merupakan identitas suatu kelompok sosial yang
    menggambarkan ciri budaya.

Fungsi Bahasa Indonesia
1.   Sebagai alat pemersatu
2.   Bahasa mempersatukan masyarakat dan meningkatkan proses indentifikasi penutur.
3.   Sebagai ciri khas suatu bangsa
4.   Bahasa memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat pemakainya.
5.   Sebagai pembawa kewibawaan
6.   Ahli bahasa dan khalayak ramai pada umumnya berpendapat bahwa perkembangan bahasa yang baik dan benar.
7.   Sebagai kerangka acuan
8.   Bahasa menjadi ketangka acuan fungsi estetika bahasa di bidang sastra dan pemakain bahasa, seperti permainan kata, iklam, dan tajuk berita. 

Ragam dan laras Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Laras Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.


Macam Macam Ragam dan Laras
1.Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
Ragam bahasa cakapan
Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa kuliah
Ragam bahasa panggung
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a.Memerlukan kehadiran orang lain
b.Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c.Terikat ruang dan waktu
d.Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

Kelebihan ragam bahasa lisan :
a.Dapat disesuaikan dengan situasi.
b.Faktor efisiensi.
c.Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d.Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.

e.Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f.Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
a.Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b.Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c.Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d.Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
2.Ragam Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
Ragam bahasa teknis
Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa catatan
Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a.    Tidak memerlukan kehaduran orang lain.
b.    Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c.    Tidak terikat ruang dan waktu
d.    Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
a.    Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b.    Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c.    Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d.    Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
a.    Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b.    Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.

c.    Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
1.LARAS IKLAN
Laras iklan adalah bahasa yang digunakan untuk membuat iklan. Bahasa yang dapat menarik perhatian pembaca untuk membeli atau memakai barang atau jasa yang ditawarkan.
Berikut ciri-ciri laras iklan :
a.      Menarik
b.     Informatif
c.      Persuasif
d.     Bahasa yang Positif
e.      Mudah dipahami
f.       Kalimat Aktif
1.LARAS ILMIAH
Pada karya tulis ilmiah terdapat tulisan yang mengandung kebenaran ilmiah ( objektif) karena didukung oleh informasi atau fakta yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis berdasarkan metode ilmiah.
Berikut ciri-ciri ragam bahasa ilmiah :
a.      CENDEKIA
b.     LUGAS
c.      JELAS
d.     FORMAL
e.      OBYEKTIF
f.       KONSISTEN
g.     BERTOLAK DARI GAGASAN
h.     RINGKAS dan PADAT

Pendapat tentang ragam bahasa di Indonesia
A.Pada latar belakang daerah
Ragam bahasa di Indonesia yang dipengaruhi oleh latar belakang daerah penuturnya menimbulkan ragam daerah atau dialek. Dialek adalah cara berbahasa Indonesia yang diwarnai oleh karate bahasa daerah yang masih melekat pada penuturnya. Contoh: Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi biasanya menggunakan fonem /e/ untuk melafalkan kata yang berakhir dengan vocal /a/,misalnya apa menjadi ape, di mana menjadi di mane, dan seterusnya. Begitu pula dengan logat jawa untuk menyebutkan kata berawalan konsonan /b/ akan terdengar bunyi konsonan /m/, misalnya, Bandung menjadi mBandung, Bogor menjadi mBogor.

B.Pada latar belakang pendidikan
Berdasarkan latar belakang pendidikan , timbul ragam yang lafal baku dan yang tidak berlafal baku khususnya dalam pengucapan kosakata yang berasal dari unsur serapan asing. Kaum berpendidikan umunya melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk yang kurang atau tidak tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau tidak baku. Contoh: pengucapan kata film, foto, fokus, fakultas diucapkan pilm, poto, pokus, pakultas.

C.Situasi pemakaian dan sikap
Berdasarkan ahli ini, timbul ragam formal, semiformal, dan nonformal. Ragam formal digunakan pada saat situasi resmi atau formal, seperti di kantor, dalam rapat, seminar atau acara-acara kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika penutur berbicara pada orang yang disegani atau dihormati, misalnya pimpinan perusahaan.
Ragam semiformal dan nonformal biasa dipakai pada situasi tidak resmi, seperti di warung, di kantin, di pasar, pada situasi santai, dan akrab. Ragam semiformal dan formal dibedakan oleh pemilihan katanya. Ragam semiformal mengguanakan kalimat yang tidak lengkap gramatikalnya dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku, sedangkan ragam nonformal relative sama dengan ragam informal hanya piliha katanya lebih luwes atau bebas. Kata-kata daerah atau gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing penuturnya memahami dan tidak tergatung dengan penggunaan kata tersebut.
Contoh:
1.Kalau soal itu, saya nggak tau persis. (informal/semiformal)
2.Emangnya kamu nggak dikasih kupon. (semiformal)
3.Kalau soal itu, ogut nggak tau deh. (nonformal)
4.Emangnya situ nggak ngantor, Mas. (nonformal)



Referensi:
ESIS, Bahasa Indonesia Kelas XI
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/17/laras-bahasa-2/


Senin, 08 Juni 2015

Review Adobe Photoshop dengan unsur IMK

Adobe Photoshop berfungsi untuk mengedit / mendesain sebuah gambar atau foto yang dapat digunakan juga untuk membuat desain poster, banner, cover buku, cover cd dan masih banyak lagi.
Di dalam video yang kami buat, terdapat unsur IMK dan sedikit tutorial cara menggunakan adobe photoshop.
Dibawah ini link video yang telah kami review :
https://www.youtube.com/watch?v=HcSLRZCHaWI

Senin, 04 Mei 2015

Analisa aplikasi interaksi manusia dan komputer

TEAM VIEWER

Pendahuluan
Di zaman era globalisasi, User membutuhkan interaksi komputer jarak jauh dengan User lain seperti sharing file data, mengontrol jarak jauh komputer, meeting secara jarak jauh. Dengan menggunakan Team Viewer, software yang digunakan untuk melakukan koneksi secara remote atau dengan kata lain bisa mengakses PC lain dengan komputer lainnya, selama komputer tersebut terhubung dengan terhubung dengan internet

Teori IMK
Interaksi manusia dan komputer (bahasa Inggris: human–computer interaction, HCI) adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi perancangan, evaluasi, dan implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah digunakan oleh manusia. Ilmu ini berusaha menemukan cara yang paling efisien untuk merancang pesan elektronik. Sedangkan interaksi manusia dan komputer sendiri adalah serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling memberikan masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil akhir yang diharapkan. Sistem harus sesuai dengan kebutuhan manusia dan dirancang berorientasi kepada manusia sebagai pemakai.


Analisa


Segi Psikologis
Pada segi design , latar warna aplikasi tersebut cenderung menggunakan warna biru dan putih. biru yang memiliki arti warna langit dan laut. Memberi kesan luas pada ruangan, kesejukan, dingin damai, dan menenangkan fikiran. 
Putih adalah warna perdamaian. Simbol kepolosan, kemurnian, kesederhanaan, kesucian.  Sangat populer di dunia mode karena warna putih akan Nampak bercahaya, netral dan bisa dikombinasikan dengan warna apapun.  Begitu juga dalam desain grafis, warna putih sering digunakan sebagai teks yang menyala pada latar belakang warna yang lebih gelap.

Segi Design
Segi design aplikasi ini sangat sederhana dan mudah di digunakan untuk di gunakan ,
Pada windownya terdapat menu bar yaitu connection , extra , dan help, Tab bar Remote control dan Meeting.

Segi Bisnis
Dari segi bisnis Aplikasi ini bisa menggunakan berbayar dan bisa juga gratis hanya saja trial 30 hari.

Segi Sosiologi
Aplikasi ini bisa memudahkan pengguna untuk membantu pengguna pc lain jika terjadi permasalahan pc, membuat rapat secara online dengan hanya membuka 1 server, dan bisa menshare data secara online

Kesimpulan
Teamviewer adalah software yang benar-benar membantu, mudah digunakan, banyak fitur dan tentunya dapat memudahkan kerja kita. Tidak perlu untuk setting IP, cukup terhubung internet dan kita sudah bisa mengguakan teamviewer. Software ini mempunyai fleksibilatas dan jangkauan yang tinggi, jangkauannya sampai tingkat dunia karena kita menggunakan teamviewer menggunakan internet.
Software ini bisa digunakan semua kalangan, bahkan untuk pemula atau orang yang jarang tidak ahli di bidang komputer dan internet sekalipun

Referensi
http://kamar360.blogspot.com/2009/09/cara-menggunakan-teamviewer-remote.html
https://daadiiduu.wordpress.com/
http://hdwijaya.com/cara-menggunakan-teamviewer-8/
http://mangkoko.com/ruang_baca/psikologi-warna-biarkan-warna-berbicara

Sabtu, 25 April 2015

Review Materi Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi manusia dan komputer (bahasa Inggris: human–computer interaction, HCI) adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi perancangan, evaluasi, dan implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah digunakan oleh manusia.

Unsur-unsur IMK:
-Psikologi :Memahami sifat & kebiasaan, persepsi & pengolahan kognitif, ketrampilan motorik    pengguna Contoh Permainan warna( mengidentifikasi persepsi manusia terhadap warna-warni benda  yang ada di sebuah aplikasi)
-Egronomi :Merupakan suatu bidang studi yang menangani perancangan kegiatan dan tugas yang  cocok dengan kapabilitas manusia dan limitnya seta faktor kenyamanan kerja seperti kenyamanan  dari segi anatomi, psikologi, manajemen, tata letak ruang dan peralatan yang mudah dijangkau bagi  manusia dalam melaksanakan aktifitasnya.
-Bisnis:Faktor ini mempengaruhi perkembangan dan semakin memudahkan terjadinya interaksi  manusiadan komputer. Persaingan bisnis yang semakin ketat menghasilkan produk yang lebih  mudahdigunakan.
-Desain:Berawal dari minat sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, ilustrasi baik  berupa foto maupun tulisan dan Digunakan untuk mempermudah user dalam mengkomunikasikan  bentuk disain kedalam sebuah gambar, tulisan dsb.
-Sosiologi: sosiologi berhubungan dengan pengaruh sistem komputer dalam struktur sosial. Pada
 intinya faktor ini merupakan konteks dari suatu interaksi.

Tujuan :
-Mempermudah manusia dalam mengoperasikan komputer
-Mendapatkan berbagai umpan balik yang ia perlukan selama ia bekerja pada sebuah sistem    komputer.
-Para perancang antarmuka manusia dan komputer berharap agar sistem komputer yang dirancangnya dapat bersifat akrab dan ramah dengan penggunanya (user friendly).

Analisa Blog sendiri dengan unsur Interaksi Manusia dan Komputer

1.  Psikologis
Blog saya memiliki backgoroud dengan warna coklat yang berarti hangat dan sederhana. Jenis font yang dipakai menggunakan font Arial dan ukuran standar 14 agar pengunjung mudah untuk membacanya .

2.  Ergonomi
Untuk unsur Ergonomis dari blog saya masih kurang memadai untuk user yang mempunyai keterbatasan khusus

3.  Bisnis
Blog saya belum mampu untuk menjual sesuatu untuk dipasarkan, karena blog saya hanya blog standar saja.

4.  Desain
Segi desain, pada blog saya hanya memakai backgroud bawaan dari blogspot dan tidak memakai widget agar tidak terlalu banyak menggunakan kuota berlebih,

5.  Sosiologi
Dari segi sosiologi pada blog saya tidak adanya unsur yang berbau negatif dan merugikan untuk pembaca/pengunjung