Sensor Sentuh (Tactile Sensor)
Banyak robot yang memerlukan sensor sentuh sebagai
kelengkapannya. Penggunaan sensor sentuh misalnya untuk mendeteksi keberadaan
suatu obyek pada tangan robot dan mencegah tabrakan antara robot dengan suatu
obyek. Di industri sensor jenis ini digunakan untuk menghitung produk yang
dihasilkan dan juga untuk menyesuaikan orientasi suatu obyek selain juga dapat
menggunakan sensor proksimiti.
Sensor sentuh pada dasarnya adalah saklar dengan berbagai
macam variasi bentuknya. Rangkaian sensor sentuh pada umumnya menggunakan
resistor pull-up ataupun pull-down seperti terlihat pada Gambar 0-1. Rangkaian
menggunakan resistor pull-up bersifat active low yang berarti rangkaian
mengeluarkan sinyal 1 kecuali saat saklar aktif. Hal ini berkebalikan dengan
rangkaian menggunakan resistor pull-down yang bersifat active low, yaitu
rangkaian mengeluarkan sinyal 0 kecuali saat saklar aktif. Nilai resistor
pull-up dan pull down berkisar antara 1 – 10 k. Dari kedua rangkaian tersebut,
rangkaian pull-up lebih banyak digunakan dibanding rangkaian pull down.
Gambar 0 1 Dasar rangkaian saklar
Gambar 0 2 Diagram
pengkabelan untuk rangkaian sungut
Contoh sensor sentuh sederhana berupa sungut (whisker)
beserta diagram pengkabelannya terdapat pada Gambar 0-2. Rangkaian ini
sebetulnya merupakan rangkaian pull up dengan kedua sungut berfungsi sebagai
saklar. Rangkaian akan mengeluarkan sinyal 1 saat sungut tidak tertekan. Jika
sungut tertekan maka sinyal output akan menjadi 0 karena sungut dihubungkan
dengan ground.
Gambar 0 3
Microswitch beserta rangkaiannya.
Pilihan lain yang dapat digunakan sebagai sensor sentuh
adalah microswitch yang merupakan saklar SPDT. Microswitch adalah saklar tekan
yang aktif jika ada obyek menyentuh/mendorong tuas dan sering juga disebut
sebagai limit switch. Gambar 0-3 menunjukkan gambar microswitch dan contoh
rangkaiannya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sensor sentuh
adalah robot yang menggunakan sensor ini haruslah dapat berhenti secara
mendadak sehingga kurang cocok untuk robot dengan kecepatan tinggi. Untuk
deteksi obyek lebih lanjut dapat digunakan sensor non-kontak seperti ultrasonik
ataupun inframerah.
Sensor Cahaya
Terdapat banyak peranti yang dapat digunakan sebagai sensor
cahaya antara lain fotoresistor, fotodioda, dan fototransistor. Berdasarkan
panjang gelombangnya sensor cahaya diklasifikasikan menjadi sensor inframerah,
cahaya tampak dan ultraviolet.
Sensor cahaya mempunyai banyak kegunaan pada sistem otomasi.
Beberapa contohnya antara lain deteksi kertas pada printer, penentuan banyaknya
lampu yang dibutuhkan suatu ruangan, dan penentuan nyala lampu blitz pada
kamera.
Pada mobile robot sensor cahaya kebanyakan digunakan untuk
dua hal, yaitu penjejak garis dan deteksi obyek. Robot penjejak garis
menggunakan sensor cahaya untuk menentukan garis yang berwarna gelap dengan
lantai yang berwarna terang atau sebaliknya. Sensor deteksi obyek dapat dibagi
menjadi :
● sensor
proksimasi : biasanya berupa sensor dengan output biner. Obyek hanya diketahui
jika memasuki zona tertentu di sekitar robot, di luar zona itu obyek diabaikan.
● sensor
pengukuran jarak : selain mengetahui keberadaan suatu obyek, sensor juga dapat
mengetahui jarak obyek dari robot dalam rentang jarak tertentu.
Selain kedua penggunaan utama tersebut, sensor cahaya dapat
juga digunakan sebagai pengukur temperatur (inframerah) dan sensor api
(ultraviolet).
Fotoresistor atau sering juga disebut sebagai Light
Dependant Resistor adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang berubah
sesuai dengan intensitas cahaya tampak yang menimpanya. Elemen pada
fotoresistor terbuat dari Cadmium Sulfida (CdS) yang peka terhadap cahaya
tampak. Intensitas cahaya berbanding terbalik dengan nilai resistansi
fotoresistor, atau dengan kata lain sebanding dengan nilai konduktansinya.
Keadaan gelap menyebabkan nilai resistansi meningkat, sedangkan keadaan terang
menyebabkan nilai resistansi berkurang. Nilai resistansi fotoresistor berkisar
antara beberapa ohm hingga beberapa kilo ohm.
Gambar 0 4 Perbandingan karakteristik sel CdS (fotoresistor)
dengan fotodioda (dan fototransistor)
Fotoresistor dihubungkan dengan resistor lain untuk
membentuk rangkaian pembagi tegangan untuk diukur beda tegangannya. Gambar 0-5
menunjukkan rangkaian fotoresistor, untuk (a) tegangan output sebanding dengan
intensitas cahaya, sedangkan pada (b) tegangan berbanding terbalik dengan
intensitas cahaya. Nilai R dipilih sehingga nilai Vout diusahakan berada pada
rentang 0 – 5 V. Untuk penggunaan umum nilai R dapat dipilih 330 atau 470 .
Output dari rangkaian fotoresistor dapat dihubungkan dengan komparator untuk
mendapatkan sinyal biner (on/off) ataupun ADC. Cara lain mengukur nilai
resistansi fotoresistor adalah dengan mengukur waktu RC yang akan dijelaskan
pada bagian pengkondisi sinyal. Fotoresistor mempunyai kelemahan dibanding
fototransistor ataupun fotodioda yaitu waktu responsnya yang relatif lambat.
Gambar 0 5
Fotoresistor dan rangkaiannya
Fototransistor adalah transistor (biasanya dari jenis NPN)
yang dapat meneruskan arus sesuai dengan banyaknya intensitas cahaya yang
mengenainya. Berbeda dengan fotoresistor yang peka terhadap cahaya tampak,
fototransistor dan juga fotodioda lebih peka terhadap cahaya pada spektrum
inframerah. Cahaya pada fototransistor menggantikan peranan arus basis, semakin
banyak intensitas cahaya, semakin banyak arus yang dapat dialirkan dari
kolektor ke emitor.
Gambar 0 6 Rangkaian
fototransistor
Contoh rangkaian fototransistor ditunjukkan pada Gambar 0-6.
Rangkaian tersebut bersifat active low, yang berarti tegangan output berbanding
terbalik dengan intensitas cahaya yang diterima. Output rangkaian
fototransistor biasanya dihubungkan dengan pengkondisi sinyal biner seperti
inverting transistor, komparator, ataupun Schmidt trigger. Fototransistor
sering ditemui dalam kemasan berpasangan dengan LED (biasanya inframerah)
membentuk rangkaian optokopler (atau optoisolator) dan optoreflektor.
Fotodioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya. Dioda
pada umumnya hanya dapat mengalirkan arus dari anoda ke katoda, namun fotodioda
dapat mengalirkan arus yang berarah sebaliknya (dari katoda ke anoda) saat
diberi cahaya. Rangkaian fotodioda mirip dengan rangkaian fototransistor
seperti terlihat pada Gambar 0-7. Jika diberi cahaya maka tegangan output akan
berkurang, begitu juga jika keadaansebaliknya.
Gambar 0 7 Rangkaian
fotodioda
Sensor Inframerah
Sinar inframerah adalah sinar atau gelombang elektromagnet
yang mempunyai frekuensi lebih rendah (atau dengan kata lain panjang gelombang
lebih besar) dari warna merah. Penggunaan inframerah yang paling populer adalah
pada peranti remote control TV. Pada robot, selain untuk remote control
inframerah juga dapat digunakan sebagai sensor proksimasi ataupun pengukur
jarak. Untuk itu diperlukan LED inframerah dan penerima inframerah, yang memuat
detektor inframerah beserta pelengkapnya seperti tapis, penguat, dan
demodulator. Sinar inframerah yang dipancarkan mempunyai frekuensi 38 – 40 kHz
untuk membedakan dengan pancaran sinar inframerah lain (misal dari lampu atau
sinar matahari). Pada penerima demodulator digunakan mengubah sinyal tersebut
menjadi sinyal biner biasa.
Gambar 0 8 Penerima inframerah
Salah satu contoh sensor inframerah untuk penentuan jarak
adalah GPD2D12 dari Sharp. Sensor ini sebenarnya digunakan untuk peranti
peringatan jarak pada mobil dan deteksi banyaknya kertas pada mesin fotokopi.
Output dari sensor ini adalah bilangan biner 8 bit yang mewakili jarak antara
10 – 80 cm. Prinsip kerja sensor ini adalah mengukur kemiringan pantulan dari
sinar inframerah yang dipantulkan oleh suatu obyek (Gambar 0-10). Semakin dekat
obyek berada semakin besar pula sudut pantulan sinar inframerah.
Gambar 0 9 Sensor GPD2D12 dari Sharp beserta hubungan
input-outputnya
Gambar 0 10 Prinsip
kerja sensor pengukur jarak inframerah
Jenis lain sensor inframerah adalah Passive Infra Red (PIR).
PIR dapat digunakan untuk mendeteksi manusia atau binatang yang ada di dekatnya
melalui radiasi inframerah dari panas tubuh yang dipancarkan. Sensor ini
digunakan misalnya pada pintu otomatis atau sistem alarm.
Analisa:
Sensor adalah peranti yang menerima input berupa suatu besaran/sinyal fisik yang kemudian mengubahnya menjadi besaran/sinyal lain yang diteruskan ke kontroler. Terdapat banyak jenis sensor yang digunakan pada robot.Beberapa jenis sensor yang digunakan terutama pada mobile robot dan lebih dititikberatkan pada antarmuka dengan kontroler.
Sensor adalah peranti yang menerima input berupa suatu besaran/sinyal fisik yang kemudian mengubahnya menjadi besaran/sinyal lain yang diteruskan ke kontroler. Terdapat banyak jenis sensor yang digunakan pada robot.Beberapa jenis sensor yang digunakan terutama pada mobile robot dan lebih dititikberatkan pada antarmuka dengan kontroler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar