Pengertian Kerangka
Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian
adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Didalam membuat
suat karangan tentunya sangat diperlukan penyusunan kerangka karangan agar
karangan dapat lebih mudah dibuat dan dikembangkan.
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian
dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline
sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap
disebutoutlinefinal.
Manfaat Kerangka
Karangan
a.Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh,
dan terarah.
b.Untuk menyusun karangan secara teratur.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu
Penyusunan Kerangka
Karangan
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi
dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat
pola susunan kerangka karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai
dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai
pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti
keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a.Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau
tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat
pembaca.
Contohnya :
1.Topik (riwayat hidup seorang penulis)
2.asal usul penulis
3.pendidikan si penulis
4.kondisi kehidupan penulis
5.keinginan penulis
6.karir penulis
b.Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan
mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini
biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola
alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di
kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara
lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam
karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa
memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan
landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan
logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang
intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan
jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan
logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a.Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang
berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang
paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
1. Keresahan masyarakat
2.Merajalela nya praktek KKN
3.Keresahan masyarakat
4.Kerusuhan social
5.Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan
urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai
sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri
akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan
sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
1.Tingginya harga bahan pangan
2.Penyebab krisis moneter
3.Dampak terjadi krisis moneter
4.Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak
menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut .
Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi,
dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di
hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya
penanggulangannya)
1. Apa itu virusH1N1
2. Bahaya virus H1N1
3. Cara penanggulangannya
d.Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu
di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
· Para pangguna internet
1 Anak–anak
2 Remaja
3 Dewasa
· Manfaat internet
1 Media informasi
2 Bisnis
4 Jaringan social
5 Dan lain–lain
e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang
sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di
kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di
terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila
urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal
atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu
gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di
setujui atau tidak oleh para pembaca
Macam Kerangka
Karangan
Menurut Kutanto, macam-macam karangan ada lima yaitu Narasi,
deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Berikut penjelasan dari
masing-masing karangan tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:
1. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian
peristiwa yang biasanya disusun menurut
urutan waktu. Yang termasuk
narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi :
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang
menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
2. Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau
melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan,
mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada
diri pembaca agar seolah-olah mereka
melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek
tertentu, yang dapat berupa tempat,
manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis
(objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
3. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan,
memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai
suatu hal.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
a. Menjelaskan
informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu
yang benar-benar terjadi (data faktual)
c. Tidak terdapat
unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan
analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah
peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
4. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk
membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan
bukti dan contoh konkrit.
Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
a. Terdapat himbauan atau ajakan
b. Berusaha mempengaruhi pembaca
5. Karangan
Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan
meyakinkan atau mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan
alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan
pengarang sehingga kebenaran itudiakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel,
gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap,
pendapat atau pandangan pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan
keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita
dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian
Sumber :