Kamis, 03 Desember 2015

Kerangka Karangan

Pengertian Kerangka Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Didalam membuat suat karangan tentunya sangat diperlukan penyusunan kerangka karangan agar karangan dapat lebih mudah dibuat dan dikembangkan.
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebutoutlinefinal.

Manfaat Kerangka Karangan
a.Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.Untuk menyusun karangan secara teratur.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan           menuju ke satu klimaks tertentu.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu

Penyusunan Kerangka Karangan
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.

1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :

a.Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.

Contohnya :
1.Topik (riwayat hidup seorang penulis)
2.asal usul penulis
3.pendidikan si penulis
4.kondisi kehidupan penulis
5.keinginan penulis
6.karir penulis

b.Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .

Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra

c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :

a.Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.

Contoh : Topik (turunnya Suharto)
1. Keresahan masyarakat
2.Merajalela nya praktek KKN
3.Keresahan masyarakat
4.Kerusuhan social
5.Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal

Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.

Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
1.Tingginya harga bahan pangan
2.Penyebab krisis moneter
3.Dampak terjadi krisis moneter
4.Solusi pemecahan masalah krisis moneter

c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
1. Apa itu virusH1N1
2. Bahaya virus H1N1
3. Cara penanggulangannya

d.Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

Contoh : Topik (pengaruh internet)
· Para pangguna internet
1 Anak–anak
2 Remaja
3 Dewasa
· Manfaat internet
1 Media informasi
2 Bisnis
4 Jaringan social
5 Dan lain–lain

e. Familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

f.  Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
Macam Kerangka Karangan

Menurut Kutanto, macam-macam karangan ada lima yaitu Narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Berikut penjelasan dari masing-masing karangan tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:

1. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun menurut  urutan  waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi :
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

2. Karangan Deskripsi 
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar  seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

3.  Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

4.  Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
a. Terdapat himbauan atau ajakan
b. Berusaha mempengaruhi pembaca

5.  Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itudiakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian
Sumber :


Tema Karangan

Pengertian Tema
tema adalah pandangan hidup yang tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar/gagasan utama dari suatu karya sastra.

Pembatasan Topik
Pembatasan sebuah topik

Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.

Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:

1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

Pembatasan Topik/maksud
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah pembatasan topik. Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis atau pengarang dalam berbagai hal berikut ini :
1. Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
2. Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :
1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.

Menentukan Maksud
Pembatasan topik belum dengan sendirinya membatasi pula maksud pengarang atau penulis. Sebab itu penulis harus menetapkan pula maksud untuk menggarap topik tadi.
Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tadi.Seperti halnya dengan pembatasan topik,pembatasan maksud juga akan menentukan bahan mana yang diperlukan,serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan karangan itu.

Tesis dan Pengungkapan Maksud
Untuk keperluan penyusunan sebuah kerangka karangan,diperlukan perumusan tema yang berbentuk kalimat. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan disebut tesis. Perumusan singkat ini yang tidak menekankan tema dasarnya disebut pengungkapan maksud.
a.  Tesis
fungsi tesis ini bagi sebuah karangan, adalah sama seperti kalimat topik atau kakimat utama bagi sebuah alenia.
b. Pengungkapan maksud
Dengan merumuskan sebuah pengungkapan maksud, maka gambaran dan ingatan kita kepada kejadian atau persoalan itu akan menjadi lebih hidup sehingga membangkitkan pula semangat kita sebagai penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih tepat.

Tema yang baik
Sebuah  tema hanya akan dinilai setinggi-tingginya bila telah dikembangkan secara jujur dan segar, digarap secara terperincih dan jelas, sehingga dapat menambah informasi yang berharga bagi perbendaharaan pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan dengan memenuhi hal-hal tersebut dapat disebut sebagai sebuah tema yang baik.
Syarat-syarat tema yang baik ;
a.    kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensil bagi sebuah tulisan yang baik.kejelasan dapat dilihat pertama-tama melalui gagasan sentralnya. Kedua kejelasan sebuah tema dapat pula dilihat melalui subordinasi atau perincian-perinciannya.
b.    kesatuan
Kesatuan dilihat semata-mata dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap karangan atau tema.
c.     perkembangan
Perkembangan yang kurang baik akan merusak tema dan mengaburkan topik dan tujuannya.
d.    keaslian
Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut,pertama dari pilihan pokok persoalannya,dari sudut pandangannya,pendekatannya,dari rangkaian kalimat-kalimatnya,dari pilihan kata,dsb.
1.    Sudut  pandangan
Sudut pandangan dalam hubungan ini adalah persoalan bagaimana sikap hidup seseorang sehari-hari.
2.    pendekatan
Suatu cara yang lebih kompleks untuk menjamin originalitas dalam pendekatan adalah mempergunakan analogi untuk menjelaskan sebuah tema.
3.    kalimat
Suatu pegangan yang baik adalah sejauh mungkin menghindari frasa atau gaya bahasa yang sering dibaca atau didengar.
e.     judul yang cocok
Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok pula dengan temanya.

Syarat-syarat judul yang baik ;
1.    judul harus relevan
2.    judul harus provokatif
3.    judul harus singkat

Sumber :